Wednesday, February 17

Kuliah Kerja Ngangenin

Aku ingat tahun lalu terlalu bersemangat ketika mendapat kabar bahwa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kembali diadakan.Ingat bagaimana aku membayangkan betapa serunya KKN ketika mendengar pengalaman KKN dari seorang kakak tingkat, mbak Lia.  Aku ingat bagaimana aku sering mengeluh karena aku harus menjalani magang terlebih dahulu, baru kemudian bisa mengambil KKN pada semester berikutnya. Ingat bagaimana aku dan teman-teman memiliki wacana untuk KKN mandiri, namun gagal. Ingat bagaimana  pemikiran-pemikiran tersebut berputar 180 derajat tepat di saat aku memulai KKN-ku. Ingat bagaimana aku menyesal menolak sendiri ajakan untuk KKN mandiri ke Belitung.  Ingat bagaimana penyesalanku akan pemikiran-pemikiran positif mengenai KKN.

Kuliah Kerja Nyata.

Kegiatan yang pada awalnya sangat menarik untuk diikuti, hingga kemudian sadarlah aku bahwa itu bukanlah sesuatu yang seharusnya dinantikan, walau pada akhirnya aku paham bahwa kegiatan satu kali seumur hidup ini terlalu singkat-45 hari. Sesuatu yang  baru memang membuat waktu terasa begitu lama pada awalnya, namun seiring berjalannya waktu itu sendiri menyadarkan bahwa 45 hari saja tidak cukup. Bahwa 45 hari itu adalah masa-masa singkat yang ntah dengan magic apa bisa merupakan pikiran, tingkah laku, bahkan kebiasaan.Termasuk di sini tak lain adalah aku. Aku belajar banyak hal. Aku diberi wawasan-wawasan baru yang sebenarnya sepele namun aku sendiri tidak memahaminya. Aku sedikit demi sedikit mulai belajar untuk bisa bicara bahasa Jawa, belajar menyalakan api di pawon, belajar menyusuri jalan di medan yang terjal berbatu. Untuk pertama kalinya aku mandi di kali, and for God's sake I love it. Pertama kalinya juga menyetir motor sendiri dengan rekor baru mengenai jarak dan waktu. Pertama kalinya melihat langsung mengumpulkan cacing yang didapat langsung dari tanah ketika kerja bakti. Pertama kalinya aku merasakan nasi jagung. Pertama kalinya juga aku menjadi MC dalam suatu acara, walau kenyataannya gak semulus yang ada dalam ekspektasi, haha. Pertama kalinya aku merasa bahwa beban yang seharusnya dipikul selama KKN ini bisa teredam, bahwa hidup yang seperti ini tidaklah sulit selama aku memiliki partner yang luar biasa. Dan untuk pertama kalinya dalam kehidupan perkuliahan, aku hidup dengan orang-orang yang sama sekali memiliki kebiasaan dan pemikiran yang jauh berbeda, namun justru aku menikmati setiap detiknya, setiap inch dari pergerakannya.

Aku memutuskan untuk memilih Pacitan, hingga akhirnya aku ditempatkan di Desa Jeruk, Bandar, dengan total anggota 10 orang; 2 laki-laki, 8 perempuan. Itu awal dari penyesalanku akan pemikiran-pemikiran positif mengenai KKN. How could it be possible when I had only 2 men in this group?  Ditambah dengan aku yang tidak bisa memahami pembicaraan mereka-aku sadar ini salahku yang tidak berusaha untuk menyesuaikan adat dan kebiasaan masyarakat sekitar. Berbeda dengan kehidupan perkuliahanku, dimana justru teman-temanku yang mengikutiku untuk mengobrol menggunakan bahasa Indonesia." I am not fit in here" that's what I thought at first I saw them. Dan sejak  saat itulah, KKN tidak lagi menjadi sesuatu yang menarik di mataku. 

Setidaknya sampai mereka bisa memahami kondisiku bahwa aku kurang fasih dalam memahami dan berbicara bahasa Jawa.

Setiap hari menjalani hidup bersama. Mereka hal terakhir yang kulihat setiap malamnya, dan hal pertama yang terlihat di setiap pagi saat membuka mata. And I started to usual with this. I started to love them, no exception.

"Time goes so fast on things we loves too much"  
Hanya itu kata-kata yang mampu mewakilkan seluruhnya.
45 hari yang pada awalnya terasa lama, 45 hari yang pada awalnya aku kira akan menjadi hari-hari membosankan, 45 hari yang aku tunggu-tunggu akhirnya, saat ini berubah sekejap menjadi 45 hari yang singkat--terlalu amat singkat untuk dijalani bersama kalian, menjadi 45 hari yang aku harap setiap detiknya akan berjalan lama, menjadi 45 hari yang membuatku berharap bahwa 1 hari lebih dari 24 jam.

"Di saat kau merasa nyaman akan suatu situasi, di saat itu juga garis perpisahan akan segera membentang"

Lagi-lagi, aku dihadapkan dengan situasi seperti ini. Berpisah di saat aku sudah merasa nyaman, beradaptasi lagi saat aku belum bisa merelakan.  

"Bersamamu ku habiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu. Rasanya semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhirinya" Lirik lagu Ipang - Sahabat Kecil ini yang terbesit begitu saja di pikiranku ketika aku menulis ini semua.



Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya, tim KKNPenthol!



Read More