Aku ingat tahun lalu
terlalu bersemangat ketika mendapat kabar bahwa Kuliah Kerja Nyata (KKN)
kembali diadakan.Ingat bagaimana aku membayangkan betapa serunya KKN ketika
mendengar pengalaman KKN dari seorang kakak tingkat, mbak Lia. Aku ingat bagaimana aku sering mengeluh
karena aku harus menjalani magang terlebih dahulu, baru kemudian bisa mengambil
KKN pada semester berikutnya. Ingat bagaimana aku dan teman-teman memiliki
wacana untuk KKN mandiri, namun gagal. Ingat bagaimana pemikiran-pemikiran tersebut berputar 180
derajat tepat di saat aku memulai KKN-ku. Ingat bagaimana aku menyesal menolak
sendiri ajakan untuk KKN mandiri ke Belitung.
Ingat bagaimana penyesalanku akan pemikiran-pemikiran positif mengenai
KKN.
Kuliah Kerja Nyata.
Kegiatan yang pada
awalnya sangat menarik untuk diikuti, hingga kemudian sadarlah aku bahwa itu
bukanlah sesuatu yang seharusnya dinantikan, walau pada akhirnya aku paham
bahwa kegiatan satu kali seumur hidup ini terlalu singkat-45 hari. Sesuatu yang baru memang membuat waktu terasa begitu lama
pada awalnya, namun seiring berjalannya waktu itu sendiri menyadarkan bahwa 45
hari saja tidak cukup. Bahwa 45 hari itu adalah masa-masa singkat yang ntah
dengan magic apa bisa merupakan pikiran, tingkah laku, bahkan
kebiasaan.Termasuk di sini tak lain adalah aku. Aku belajar banyak hal. Aku
diberi wawasan-wawasan baru yang sebenarnya sepele namun aku sendiri tidak
memahaminya. Aku sedikit demi sedikit mulai belajar untuk bisa bicara bahasa
Jawa, belajar menyalakan api di pawon, belajar menyusuri jalan di medan yang
terjal berbatu. Untuk pertama kalinya aku mandi di kali, and for God's sake I love it. Pertama kalinya
juga menyetir motor sendiri dengan rekor baru mengenai jarak dan waktu. Pertama
kalinya melihat langsung mengumpulkan cacing yang didapat langsung dari tanah
ketika kerja bakti. Pertama kalinya aku merasakan nasi jagung. Pertama kalinya
juga aku menjadi MC dalam suatu acara, walau kenyataannya gak semulus yang ada
dalam ekspektasi, haha. Pertama kalinya aku merasa bahwa beban yang seharusnya
dipikul selama KKN ini bisa teredam, bahwa hidup yang seperti ini tidaklah
sulit selama aku memiliki partner yang luar biasa. Dan untuk pertama kalinya
dalam kehidupan perkuliahan, aku hidup dengan orang-orang yang sama sekali
memiliki kebiasaan dan pemikiran yang jauh berbeda, namun justru aku menikmati
setiap detiknya, setiap inch dari pergerakannya.
Aku memutuskan untuk
memilih Pacitan, hingga akhirnya aku ditempatkan di Desa Jeruk, Bandar, dengan
total anggota 10 orang; 2 laki-laki, 8 perempuan. Itu awal dari penyesalanku
akan pemikiran-pemikiran positif mengenai KKN. How
could it be possible when I had only 2 men in this group? Ditambah dengan aku yang tidak bisa memahami
pembicaraan mereka-aku sadar ini salahku yang tidak berusaha untuk menyesuaikan
adat dan kebiasaan masyarakat sekitar. Berbeda dengan kehidupan perkuliahanku,
dimana justru teman-temanku yang mengikutiku untuk mengobrol menggunakan bahasa
Indonesia." I am not fit in here" that's
what I thought at first I saw them. Dan sejak
saat itulah, KKN tidak lagi menjadi sesuatu yang menarik di mataku.
Setidaknya sampai
mereka bisa memahami kondisiku bahwa aku kurang fasih dalam memahami dan
berbicara bahasa Jawa.
Setiap hari
menjalani hidup bersama. Mereka hal terakhir yang kulihat setiap malamnya, dan
hal pertama yang terlihat di setiap pagi saat membuka mata. And I started to usual with this. I started to love
them, no exception.
"Time goes so fast on things we loves too
much"
Hanya itu kata-kata
yang mampu mewakilkan seluruhnya.
45 hari yang pada
awalnya terasa lama, 45 hari yang pada awalnya aku kira akan menjadi hari-hari
membosankan, 45 hari yang aku tunggu-tunggu akhirnya, saat ini berubah sekejap
menjadi 45 hari yang singkat--terlalu amat singkat untuk dijalani bersama kalian,
menjadi 45 hari yang aku harap setiap detiknya akan berjalan lama, menjadi 45
hari yang membuatku berharap bahwa 1 hari lebih dari 24 jam.
"Di saat kau
merasa nyaman akan suatu situasi, di saat itu juga garis perpisahan akan segera
membentang"
Lagi-lagi, aku
dihadapkan dengan situasi seperti ini. Berpisah di saat aku sudah merasa
nyaman, beradaptasi lagi saat aku belum bisa merelakan.
"Bersamamu ku
habiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu. Rasanya semua begitu sempurna,
sayang untuk mengakhirinya" Lirik lagu Ipang - Sahabat Kecil ini yang
terbesit begitu saja di pikiranku ketika aku menulis ini semua.
Sampai jumpa di
kehidupan selanjutnya, tim KKNPenthol!
0 comments:
Post a Comment