Hai, memasuki minggu kedua
tahun ajaran baru saya sedikit nervous. Entah kenapa haha mungkin atmosfernya
aja yang seakan memaksa saya buat harus merubah pola hidup yang bisa
menggagalkan untuk bisa dapet IP yang lebih bagus. Sejauh ini memang belum
keliatan gimana gimana dosen dan sistem pembelajaran yang bakal saya tempuh,
tapi satu hal yang pasti...saya harus bisa lebih serius. Membandingkan IP saya
dengan teman-teman sedikit memberi saya acuan untuk bisa lebih serius, walau
pada nyatanya alhamdulillah saya masih bisa ambil sks full sampai semester ini.
Haaah mbok syukuri apa yang ada to ndok.....eits, mensyukuri bukan berarti kita
gak perlu berusaha untuk bisa menjadi lebih baik dong hehe kalo bisa, why not?
By the way, beberapa hari
kemarin saya dapet pengalaman yang benar-benar waw. Sepeninggal meletusnya
gunung Kelud silam, kota rantau saya turut merasakan dampaknya. Dan saat itu
juga, saya perdana merasakan bagaimana rasanya berada dalam situasi ketika alam
memberontak. Di malam gunung akhirnya meletus, saya dan teman kos dan juga
warga Solo lainnya, mampu mendengar dengan jelas bagaimana dentuman suaranya.
Kalo digambarkan, suaranya serupa suara petir tapi bedanya suara ini kontinu
gak berhenti-berhenti mungkin ada sekitar 3-5 menit. Bersamaan dengan itu, saya
juga merasakan getaran yang memang gak hebat, bahkan terhitung kecil karena
barang-barang gak sampai pindah tempat. Tapi nyatanya, getaran itu mampu
membuat kaca rumah seberang kos saya serta fiber ikut bergetar. Dan dari cerita
seseorang yang saat itu lagi asyik nonton di XXI, dia juga mampu merasakan
getarnya, bahkan mungkin lebih terasa daripada yang saya rasakan.
Alhamdulillah, Allah masih menjaga kota ini dengan enggan memberi yang lebih
parah. Saya masih mampu tidur nyenyak pada Kamis malam namun lebih menuju Jumat
dini hari itu. Sebangunnya saya di pagi hari, saya dikabarkan melalui sms untuk
tidak keluar kos pada hari itu. Saat itu juga saya tahu bahwa Solo dilanda
hujan abu. Jujur saya tidak percaya, sampai akhirnya saya memastikan sendiri
dengan melihat pemandangan luar secara langsung. Yah, benar saja. Satu hal yang
mampu saya petik saat itu, "sehebat ini Allah mampu merubah kehidupan seseorang
hanya dalam sekejap". Bagaimana tidak? Saya yang tidak pernah merasakan
bagaimana bencana alam, dan notabenenya juga tidak pernah membayangkan, dalam
seketika itu pula saya mendengar langsung suara letusan gunung + getarannya
beserta hujan abu langsung dari letusan gunung berapi tersebut. Saya ngga mampu
membayangkan bagaimana warga lyang berdomisili disana menyikapi bencana seperti ini. Saya sendiri
yang letaknya jauh dari lokasi kejadian merasa bahwa efeknya sangat
mempengaruhi. Belum kelar dengan banjir Jakarta dan musibah gunung Sinabung, warga Indonesia sudah harus
merasakan bencana lain seperti ini. Benar-benar saya ngga bisa membayangkan
bagaimana perasaan warga setempat. Saya turut simpati atas kejadian-kejadian
yang akhir-akhir ini melanda NKRI #PrayForIndonesia. Semoga semuanya akan
membaik sesegera mungkin, dan semoga kejadian ini mampu menyadarkan kita akan
kurang lebihnya peran manusia sehingga mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Dan
semua warga yang merasakan efeknya mampu diberi kesabaran dan ketabahan
menjalani bencana ini. Allahuma amin.
0 comments:
Post a Comment